DSS (Decission Support System)

DSS (DECISSION SUPPORT SYSTEM)

DESKRIPSI TENTANG DSS (Decission Support System)

Pengembangan DSS berawal pada akhir tahun 1960-an dengan adanya penggunaan computer sec

1. Sistem Pendukung Keputusan (decision support systems disingkat DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan . [OBRI99]


2. ... sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik. [STAI97]


3. SPK dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa. [MOORE & CHANG]


4. DSS sebagai sebuah system yang memberikan dukungan kepada seorang manajer, atau kepada sekelompok manajer yang relative kecil yang bekerja sebagai team pemecah masalah, dalam memecahkan masalah semi terstrukitur dengan memberikan informasi atau saran mengenai keputusan tertentu. Informasi tersebut diberikan oleh laporan berkala, laporan khusus, maupun output dari model matematis. Model tersebut juga mempunyai kemampuan untuk memberikan saran dalam tingkat yang bervariasi. [ALTER]


5. Usaha berikutnya dalam mendefinisikan konsep DSS dilakuikan oleh Steven L. Alter. Alter melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan pada waktu itu, study tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifikasi enam jenis DSS,yaitu :

1). Retrive information element (memanggil eleman informasi)

2). Analyze entries fles (menganali semua file)

3). Prepare reports form multiple files (laporan standart dari beberapa files)

4). Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)

5). Propose decision (menawarkan keputusan )

6). Make decisions (membuat keputusan


Definisi dari DSS yang saya gunakan dalam paparan ini adalah menurut (Sprague et.al., 1993), yaitu :

1) Sistem yang berbasis komputer;
2) Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan;
3) Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan kalkulasi manual;
4) Melalui cara simulasi yang interaktif;
5) Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.


Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka. DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science.


Hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat. Dalam kedua bidang ilmu di atas, dikenal istilah decision modeling, decision theory, dan decision analysis – yang pada hakekatnya adalah merepresentasikan permasalaha dan manajemen yang dihadapi setiap hari ke dalam bentuk kuantitatif (misalnya dalam bentuk model matematika).


Dalam pemrosesannya, SPK dapat menggunakan bantuan dari sistem lain seperti Artificial Intelligence, Expert Systems, Fuzzy Logic, dll.




Penerapan, Pengembangan dan Aplikasi Decission Support System (DSS) SWS Citarum


Kerjasama penelitian antara Perum Jasa Tirta II (PJT II) dengan Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (BALITKLIMAT) telah dimulai sejak periode 1999, melalui kegiatan instalasi 4 stasiun pencatat tinggi muka air otomatik (AWLR, Automatic Water Level Recorder) dan 3 stasiun iklim otomatik (AWS, Automatic Weather Station) pada SWS Citarum. Pada tahun 2004 dilakukan penelitian penyusunan Decision Support System untuk Produksi Air Berkelanjutan di SWS Citarum, yang menghasilkan prototipe DSS terdiri dari sistem basis data (biofisik, hidrologi, iklim); Software model debit sesaat dan harian yang terintegrasi dengan database, serta sistem informasi hidrologi SWS Citarum.


Pada tahun 2004, sistem basis data dan sistem informasi hidrologi yang dihasilkan hanya menampilkan data dan informasi tiga DAS referensi yaitu DAS Ciherang, Cilalawi dan Cikao. Pada tahun 2005, kegiatan dilanjutkan dengan memperluas cakupan lokasi penelitian, meliputi beberapa DAS dan sub DAS di SWS Citarum Hulu, serta meningkatkan kemampuan teknis staf PJT II dalam penguasaan dan pengembangan DSS Citarum melalui pelaksanaan pelatihan dan magang. Penelitian ini bertujuan untuk Updating sistem basis data hidrologi dan basis data iklim PJT II, memperluas cakupan wilayah penelitian, serta meningkatkan kemampuan staf PJT dalam aplikasi dan pengembangan DSS PJT II.

Penelitian dilakukan dalam bentuk desk study, kegiatan lapangan serta magang. Desk Study difokuskan untuk memperbarui DSS Citarum yang telah dibangun pada kegiatan penelitian tahun 2004, serta memperluas cakupan aplikasinya. DSS yang dibangun terdiri dari sistem basis data dan sistem model serta sistem informasi hidrologi. Penelitian lapang terdiri dari penentuan titik koordinat posisi bendung irigasi serta verifikasi lapang tutupan lahan menggunakan GPS (Global Positioning System). Sedangkan magang dilakukan di Balitklimat, berlangsung selama 10 hari, dengan jumlah peserta sebanyak 5 orang. Materi magang meliputi teori dan praktek dengan komposisi 20% dan 80%. Magang praktek akan dilakukan di laboratorium untuk analisis data dan simulasi sedangkan praktek lapangan dilakukan untuk identifikasi kondisi biofisik DAS.


Perangkat lunak Decision Support System untuk Produksi Air Berkelanjutan di SWS Citarum, hasil kerjasama penelitian Balitklimat dan PJT II terdiri dari sistem basis data (biofisik, hidrologi, iklim) terbaru; Software model debit sesaat dan harian yang terintegrasi dengan database, serta sistem informasi hidrologi SWS Citarum.

Gambar dibawah menampilkan menu pembuka Sistem Informasi PJT II yang terdiri dari menu Halaman Utama, Simulasi debit Harian, Simulasi Debit sesaat, serta menu Tampilan Data Pengamatan.


Gambar Menu Halaman Utama Sistem Informasi PJT II


Halaman utama Sistem Informasi PJT II menampilkan informasi karakteristik biofisik SWS Citarum. Pada menu ini dapat ditampilkan peta dasar DAS/sub DAS berbasis Sistem Informasi Geografik (SIG), karakteristik fisiografi DAS/sub DAS, serta informasi perubahan penggunaan lahan. Peta berbasis SIG yang ditampilkan pada menu halaman utama bersifat interaktif, yang dapat menampilkan posisi stasiun pengamatan debit, hujan, iklim dan bendung; waduk; batas administratif; batas DAS/sub DAS; kontur, sungai, jalan, serta bangunan bagi sistem jaringan irigasi wilayah kerja PJT II.




DAMPAK PEMANFAATAN DSS (DECISSION SUPPORT SYSTEM)


Kategori keuntungan dari DSS


Perusahaan dan orang-orang yang berkecimpung didalamnya, mengadopsi Decision Support Systems seperti yang telah didiskusikan untuk mengembangkan aspek dari operasi mereka. Kita harus membuat keburaman ini menjadi lebih spesifik jika kita mau merencanakan dan mengembangkan efektifitas dari DSS. DSS dapat membantu perusahaan dengan banyak cara yang spesifik. Keuntungan ini tidak bersifat mutual eksklusif. Jika memungkinkan, kelayakan sebenarnya, untuk satu DSS dapat membantu perusahaan dengan banyak cara. Sebagai contoh, DSS memungkinkan untuk memfasilitasi komunikasi (lihat pada ketiga poin dibawah ini), jika manajer merupakan bagian dari perkembangan proses komunikasi, perkembangan control organisasi (lihat pada lima poin dibawah ini).


Kategori dari keuntungan DSS pertama kali dideskripsikan oleh Steven Alter [ALTE80]. Kami telah mengadakan pengeditan terhadap hal tersebut namun tidak mengubah kategori yang sangat mendasar. Meskipun Alter telah mengadakan penelitian selama 20 tahun, kami megutip hal tersebut beberapa waktu karena kebutuhan orang-orang dan pembuatan keputusan mereka tidak berubah terlau banyak. Hari ini teknologi DSS akan mengimpresikan sebuah observasi dari tahun 1970, tetapi keuntungan dari teknologi ini yang mendukung keputusan-dengan beberapa pengecualian tertulis yang diikuti- selebihnya adalah sama.

1. Improving Personal Efficiency

2. Improving Problem Solving

3. Facilitating Communication

4. Promoting Learning or Training

5. Increasing Organizational Control


DSS juga sangat berguna untuk memprediksi pendapatan perusahaan di masa mendatang (forecasting) yang akan mensimulasikan data yang berasal dari Divisi Sales, Divisi Marketing, Divisi Logistik dan Divisi Operasional.


Contoh implementasi yang tidak kalah menariknya adalah suatu sistem, dimana jika manajemen memiliki rencana untuk mem-PHK-kan beberapa karyawannya, akan dapat disimulasikan dampaknya terhadap neraca profit-and-loss perusahaan.


Contoh aplikasi penggunaan DSS lain yang paling banyak digunakan di dalam dunia bisnis adalah untuk keperluan analisa marketing, operasi logistik dan distribusi, serta masalah-masalah yang berkaitan dengan keuangan dan akuntansi (taxation, budgeting, dsb.).


TUJUAN DSS


Dalam DDS terdapat tiga tujuan yang harus di capai yaitu :

1. Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah

semi terstruktur

2. Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti

keputusan tersebut

3. Meningkatkan efektivitas manajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya

peningkatan efisiensi .




FAKTOR SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS)

PEMBUATAN KEPUTUSAN


Dalam pembuatan keputusan ada dua orang yang mengartikan artian pembuatan Keputusan yaitu Simon dan Mintzberg


1. Keputusan menurut Simon


Dalam bukunya terbitan Tahun 1977, simon menguraikan istilah keputusan menjadi 2 yaitu:


1). Keputusan terprogram yaitu bersifat berulang-ulang dan rutin pada suatu tingkat tertentu dan prosedur telah di tetapkan untuk menanganinya sehingga ia dianggap suatu denovo (yang baru) setiap kali terjadi.


2). Keputusan tak terprogram yaitu bersifat baru, tidak terstruktur, dan biasanya tidak urut. Ia juga menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah kesatuan ujung yang terangkai secara hitam putih, sifatnya begitu kelabu atau tak.


Kontribusi Simon yang lain adalah penjelasan mengenai empat fase yang harus di jalani oleh Manajer dalam menyelesaikan masalah, fase tersebut adalah :

1. Aktivitas intelegensi, yaitu mencari kondisi dalam lingkungan yang memerlukan pemecahan

2. Aktivitas disain, yaitu menemukan, mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan tindakan yang akan dilakukan.

3. Aktivitas pemilihan, yaitu menentukan cara tindakan cara tertentu dari beberapa cara yang sudah ada.

4. Aktivitas peninjauan kembali, yaitu memberikan penilaian terhadap pilihan yang telah dilakukan.


2. Keputusan menurut Mintzberg


Mintzberg terkenal dengan teorinya mengenai peranan manajerial, teori inimengemukakan sepuluh peranan manajerial yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu interpersonal, informasional, desisional.


Peranan informasional mengemukakan bahwa manajer mengumpulkan dan menyebarkan informasi, dan peranan desisional mengemukakan bahwa manajer menggunakan informasi dalam pembuatan berbagai jenis keputusan.


Ada empat peranan desisional menurut mintzberg :

    1. Pengusaha, ketika manajer berperan sebagai pengusaha (entrepreneur) maka peningkatan hal ini yang bersifat permanent diabadikan sebagai organisasi.

    2. Orang yang menangani gangguan, ketika menajer berperan sebagai orang yang menangani gangguan (disturbace handler), maka ia akan pemecahkan masalah yang belum di antisipasi. Ia membuat keputusan untuk merespon gangguan yang timbul seperti perubahan ekonomi, ancaman dari pesaing, dan adanya peraturan pajak baru.

    3. Pengalokasi sumber, dengan peranan sebagai pengalokasi sumber (resorce alocator), manajer diharapkan mampu menentukan pembagian sumber organisasi kepada berbagai unit yang ada misalnya pembuatan keputusan untuk menetapkan anggaran operasi tahunan.

    4. Negosiator, dalam peran sebagai negosiator (negotiator), manajer mengatasi perselisihan yang muncul dalam perusahaan dan perselisihan yang terjadi antara perusahaan dan lingkungannya. Contohnya melakukan negosiasi kontrak baru dengan serikat pekerja.


SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN KELOMPOK


System penunjang keputusan kelompok atau group decision support system (GDSS) ialah kombinasi dari Komputer, komunikasi, dan teknologi keputusan dan yang digunakan untuk menemukan, merumuskan, dan memecahkan masalah dalam pertemuan kelompok.


Tujuan GDSS adalah untuk pertukaran ide, opini, dan preferensi dalam kelompok.




MATERI TAMBAHAN


KOMPONEN DECISION SUPPORT SYSTEM


Secara garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen besar:


1) Database

Berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar (master file). Untuk keperluan DSS, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.


2) Model Base

Suatu model yang merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif (model matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk di dalamnya tujuan dari permasalahan (obyektif), komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya.

3) Software System


JENIS-JENIS DSS


Aplikasi DSS yang ditawarkan di pasar sangat beraneka ragam, dari yang paling sederhana (quick-hit DSS) sampai dengan yang sangat kompleks (institutional DSS). “Quick-Hit DSS” biasanya ditujukan untuk para manajer yang baru belajar menggunakan DSS (sebagai pengembangan setelah jenis pelaporan yang disediakan oleh MIS = Management Information System, satu level sistem di bawah DSS). Biasanya masalah yang dihadapi cukup sederhana (simple) dan dibutuhkan dengan segera penyelesaiannya.


SISTEM BERBASIS GRAFIK


Dalam merepresentasikan DSS agar mudah dipergunakan dan dimengerti oleh user (dalam hal ini adalah manajer perusahaan), format grafik mutlak dipergunakan untuk melengkapi teks yang ada. Contoh-contoh model grafik yang populer dipergunakan adalah sebagai berikut:

1. Time Series Charts – untuk melihat dampak sebuah variable terhadap waktu;

2. Bar Charts – untuk memperbandingkan kinerja beberapa entiti;

3. Pie Charts – untuk melihat komposisi atau persentasi suatu hal;

4. Scattered Diagrams – untuk menganalisa hubungan antara beberapa variabel;

5. Maps – untuk merepresentasikan data secara geografis;

6. Layouts – untuk menggambarkan lokasi barang secara fisik, seperti pada

bangunan dan kantor;

7. Hierarchy Charts – untuk menggambarkan struktur organisasi;

8. Sequence Charts – untuk merepresentasikan sesuatu dengan logika yang

tersetruktur (contohnya adalah diagram flowchart); dan

9. Motion Graphics – untuk memperlihat-kan perilaku dari variabel yang diamati

dengan cara animasi.


PERKEMBANGAN DSS


DSS yang saat ini populer untuk digunakan adalah yang berbasis tabel atau spreadsheets, karena para manajer sudah terbiasa membaca data dengan cara tersebut. Tabel inilah yang menjadi media manajer dalam “mengutak-atik” (mengganti atau merubah) variabel yang ada, di mana hasilnya akan ditampilkan dalam format grafik yang telah dijelaskan sebelumnya. Untuk keperluan ini, biasanya sebuah stand-alone PC sudah cukup untuk mengimplementasikannya. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, telah banyak ditawarkan aplikasi DSS yang bekerja dalam infrastruktur jaringan (LAN, WAN, Intranet, Internet, dsb.). Beberapa manajer pengambil keputusan dihubungkan satu dengan lainnya melalui jaringan komputer, sehingga dapat saling mempertukarkan data dan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan. Bahkan sudah ada DSS yang diperlengkapi dengan expert system (dibuat berdasarkan teori kecerdasan buatan = artificial intelligence), sehingga keputusan bisnis secara langsung dapat dilakukan oleh komputer, tanpa campur tangan manusia. Siapkah perusahaan mengimplementasikan sistem ini.

ara time-sharing (berdasarkan pembagian waktu). Pada mulanya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan computer tanpa harus melalui spesialis informasi. Time-sharing membuka peluang baru dalam penggunaan computer. Tidak sampai tahun 1971, ditemukan istilah DSS, G Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton yang keduanya frofesor MIT, bersama-sama menulis artikel dalam jurnal yang berjudul “A Framework for Management Information System” mereka merasakan perlunya ada kerangka untuk menyalurkan aplikasi computer terhadap pembuatan keputusan manajemen.

Gorry dan Scott Morton mendasarkan kerangka kerjanya pada jenis keputusan menurut Simon dan tingkat manajemen dari Robert N. Anthony. Anthony menggunakan istilah Strategic planning, managemen control dan operational control (perencanaan strategis, control manajemen, dan control manajemen).

Institutional DSS” Merupakan suatu aplikasi yang dibangun oleh para pakar bisnis dan ahli DSS. Sesuai dengan namanya, DSS jenis ini biasanya bekerja pada level perusahaan, dimana data yang dimiliki oleh masing-masing fungsi organisasi telah diintegrasikan (dibuat strukturnya dan didefinisikan kaitan-kaitannya).


Banyak sekali definisi tentang DSS itu sendiri, antara lain :




DSS (Decission Support System) DSS (Decission Support System) Reviewed by [ADMIN] on Wednesday, October 07, 2009 Rating: 5

No comments:

Statistik Blog

Powered by Blogger.